Saat Berhutang Menjadi "Cool Man" - Al Faqih
News Update
Loading...

27 Juni 2022

Saat Berhutang Menjadi "Cool Man"

Kalian udah pada pintar kan? Tahu artnya hutang pastinya. Menurut KBBI, hutang diartikan sebagai uang yang dipinjam dari orang lain. Selain itu, definisi lain dari hutang menurut KBBI adalah kewajiban membayar kembali apa yang sudah diterima. Selain berupa uang, utang juga bisa dalam bentuk aset dan atau jasa.

Artinya, "lo ngutang, lo harus bayar." Ada kewajiban "mengembalikan" barang atau uang orang lain yang sudah kita pakai sebelumnya. 

Sedari dulu, kita selalu dinasehatin, untuk sebisa mungkin menghindari hutang. kecuali kalo "kepepet" banget. Tapi, zaman sekarang, berkat adanya "kartu kredit", banyak orang yang seakan menyepelekan hutang. Gue yakin mereka tau arti dari "kartu kredit", ya sama-sama hutang kan? Tapi lebih bergaya. Sekan, berhutang dengan kartu kredit itu membuat status sosialnya menjadi naik, mungkin batinnya berkata, "anjay, keren banget gue, bisa beli ini itu."

Source: Small Business Bonfire

Cukup banyak orang-orang yang menggunakan kartu kredit namun sifatnya konsumtif, dengan tujuan ingin "terlihat kaya." Traveling sana sini, beli kendaraan baru, hp baru, sepatu baru dll, yang kesemuanya itu dibeli dengan "kart kredit", seakan udah yakin 100% dirinya bisa membayar itu semua.

Ya, itulah yang disebut, berhutang dengan gaya. Agar ingin dipandang kaya atau mapan oleh teman-temannya, keluarganya, juga leh tetangganya. Sayangnya, prilaku seperti ini banyak juga yang merespon dengan kagum atau takjub, sehingga orang yang memiliki kartu kredit menjadi kriteria baru tingkat kemapanan seseorang. Yup, terlihat macho, atau bahasa kerennya jadi Cool Man (keren).

Sejatinya, hutang tetaplah hutang. Sekalipun pakai kartu kredit. Teta ada kewajiban membayarnya. 

Nabi Muhammad SAW, mendidik kita para umatnya untuk menghindari hutang, beberapa hadis mengenai hal itu diantaranya:

Dari Tsauban r.a: Rasulullah SAW bersabda, "barang siapa yang meninggal dalam keadaan terbebas dari tiga hal yakni sombong, ghulul (khianat) dan hutang, maka dia akan masuk surga." (Sunan at-Tirmidzi).

Juga ada riwayat yang masyhur, ketika Nabi SAW enggan menyalati jenazah seseorang karena masih memiliki hutang 2 dinar, sampai seorang sahabat lainnya  bersedia menanggungnya, barulah Nabi SAW mau menyalatinya.

Hadis di atas sering diulang-ulang oleh para ustadz saat hendak menshalati Jenazah. kenapa? karena hutang, ketika seseorang itu meninggal, maka hal tersebut akan menjadi salah satu perkara yang dapat menghalanginya masuk surga.

Sepenggal nasihat dari Umar bin Abdul Aziz yakni, "...sesungguhnya hutang adalah kehinaan di siang hari dan kesengsaraan di malam hari..."

Sejatinya, tidak ada orang yang "merasa nyaman" saat memiliki hutang. Ditambah lagi, ada Debt Collector (Jasa Penagih Hutang), yang gak kalah serem dari film-film Horor.

Cekcok dengan keluarga sendiri, atau teman bahkan tetangga sendiri, akibat hutang. Banyak fenomena lucu berhutang dinegeri kita, yaitu saat orang yang berhutang ditagih, dirinya lebih galak dari yang memberikan hutang. Seakan dirinya yang ditagih hutang itu menjadi orang yang paling terzhalimi, padahal sudah jauh dari kata tempo, baginya untuk membayar hutangnya. ya, lagu lama.

Untuk para penagih hutang juga, harus dengan cara yang arif dan bijaksana (baik), karena itulah yang diajarkan kanjeng Nabi Mughammad SAW.

Biaklah dalam berhutang, apakah Islam melarang berhutang? Tidak, karena Nabi Muhammad SAW juga pernah berhutang, namun bukan unutk gaya hidup, melainkan untuk kebuuhan hidup (membeli gandum). Namun, hutang ala Nabi SAW, senantiasa memberikan "jaminan" atau gadai barang berharga yang Nabi miliki.

Kalo ada orang yang berhutang, dan punya niatan enggan membayarnya, pura-pura lupa atau kabur misalnya, itu sih namanya rampok! 

Nah, jadi beberapa bulan belakangan ini, gue ditelpon mulu oleh bank, untuk ditaari kredit :v. Wedew, nafsu gue sih bergejolak, karena dipikiran gue, bisa beli ini dan itu. Tapi tetap ada itu NGUTANG! Karenanya, gue harus menjinakkan nafsu sesaat untuk foya-foya itu dengan mengatakan NO! jika berhutang hanya untuk hal-hal yang konsumtif.

pada dasarnya, tidak ada yang salah dari berhutang, yang salah adalah saat berhutang itu menjadi sebuah habbit atau kebiasaan, dan kebiasaan itu menadjikan kita "menyepelekan" yang namanya hutang. Emang ada yang mau memberikan warisan ke anak cucunya, tapi berupa hutang? Ogah gue sih.

Oh ya, kalo sempet mampir ke IG corusel tentang hutang ini yaa. Fenomena Hutang.

Share with your friends

Give us your opinion

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done