Tau Iblis? Ya, Iblis, makhluk durhaka, pembangkang sekaligus nenek moyangnya makhluk yang sombong. Seringkali kita secara terang-terangan atau tidak, ikut dalam "melaknat" si Iblis. Tapi, apakah kalian tau? Kalau ternyata Iblis ada niatan untuk taubat. Wah, Iblis aja punya niatan unutk taubat, masa kita enggak?
Ceritanya begini, suatu ketika Iblis datang menjumpai nabi Musa a.s. Lalu Iblis meminta kepada Nabi Musa a.s untuk memohonkan ampun atas dirinya dari segala dosa yang pernah ia lakukan.
Sebagaimana kita tahu, Nabi Musa a.s adalah seorang nabi yang dapat bercakap-cakap langsung dengan Allah, Kalimullah.
Lanjut cerita, Iblis berkata kepada Nabi Musa a.s, “Wahai Musa, kamu adalah manusia pilihan Allah dengan risalah kenabian dari-Nya, dan Allah berbicara kepadamu dengan pembicaraan yang secara langsung. Dan aku (Iblis) saat ini ingin bertaubat (atas dosa ku itu). Maka, tolonglah aku, mohonkanlah (kepada Allah) keringanan bagiku kepada Tuhanku Yang Maha Agung dan Mulia agar Dia menerima taubatku.
Usai mendengarkan permintaan Iblis, Nabi Musa a.s pun berdoa kepada Tuhannya. Maka, Allah SWT berfirman kepada Nabi Musa a.s, “Wahai Musa, telah dahulu pada pengetahuan-Ku bahwasannya Iblis tidak akan pernah bertaubat. Tetapi aku adalah Dzat yang Maha menerima Taubat lagi Maha Penyayang. Jika Iblis ingin bertaubat, sujudlah dia kepada Nabi Adam a.s di atas kuburnya. Jika ia melakukan itu, maka aku akan menerima Taubatnya."
Disini, singkatnya Allah menjawab permintaan si Iblis untuk merevisi kembali sujudnya (sebagai bentuk penghormatannya) kepada Nabi Adam a.s yang dulu belum dilaksanakan olehnya, karena membangkang merasa lebih baik dari Adam a.s.
Saat hal ini disampaikan oleh Nabi Musa a.s kepada Iblis, lantas Iblis pun meresponnya dengan respon yang penuh amarah dan kesombongan. Seraya ia berkata, "Saat Adam hidup saja aku tidak mau bersujud kepadanya, apalagi saat ini ketika ia telah mati."
Seakan Iblis bilang, mau sampai gue matipun, gue ogah, ora sudi, sujud ke Adam.
Yang unik disini, usai mendapatkan jawaban dari nabi Musa a.s, walau pada akhirnya Iblis enggan melakukan hal yang diprintahkan Allah kepadanya, diakhir pembicaraannya, Iblis justru memberikan wejangan kepada nabi Musa a.s. Yaitu:
Iblis kembali berkata, “Wahai Musa. Sungguh, engkau memiliki hak atasku karena dirimu telah memohonkan keringanan kepada Tuhanku. Ingatlah dariku akan tiga keadaan supaya engkau selamat dari kebinasaan dalam ketiga keadaan itu.
Pertama, ingatlah aku saat dirimu marah, karena saat itu akulah yang berbisik dalam hatimu dan pandanganku ada dalam pandanganmu, aku masuk ke dalam dirimu melalui alirah darah. Kedua, ingatlah aku ketika engkau dalam peperangan, karena sesungguhnya akulah yang mendatangi manusia saat peperangan, lalu aku ingatkan mereka akan anak dan istrinya hingga akhirnya pun mereka lari dari peperangan. Ketiga, janganlah engkau duduk bersama perempuan yang bukan mahrammu, karena aku adalah perantaranya kepadamu dan perantaramu kepadanya (untuk berbuat zina).”
Kisah ini dikisahkan oleh Ibnu Asakir dalam kitabnya At Tarikh Dimasyq. Juga diceritakan dalam sumber lainnya seperti Bada'i'uzzuhur, dan Mukasyafatul Qulub, dengan kurang lebih riwayat penceritaan yang hampir serupa.
Menarik bukan? Sejelek-jeleknya Iblis, terbsesit dalam hatinya untuk kembali ke jalan yang benar. Walau pada akhirnya niatan baiknya itu terhalangi karena kesombongannya.
Juga dari kisah ini, bagaiman kita tidak semakin kagum dengan sifat Allah SWT yang amat Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, pintu kasih sayang dan ridha-Nya terbuka bagi siapa saja yang hendak berdiri menghamba dihapannya, termasuk Iblis sekalipun.
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu karunia-Mu dan rahmat-Mu, karena tidak ada yang memilikinya kecuali hanya Engkau,” (HR Abu Nu'aim).