Kita Golongan yang Mana? (Doa Baik vs Doa Jelek) - Al Faqih
News Update
Loading...

1 Maret 2019

Kita Golongan yang Mana? (Doa Baik vs Doa Jelek)

Dari pada sibuk ikut-ikutan nyebar "slogan" rezim ini anti Islam, komunis, negara thogut dan lain-lain, mending ngaji.

Nah sore ini gue mau nge-share ke kalian mengenai ilmu yang gue dapet saat ngaji online di grup whatsapp, dengan Kyai Lutfi Ubaidillah. Di dalam grup tersebut sebenarnya banyak kyai-kyai yang saling ngisi satu sama lain, ada Kyai Dr. Lukman Hakin, ada Kyai Dr. Amad Sodiq, ada juga Kyai Ahmad Rusdi dan masih banyak lagi.

Pic by Google

Jadi pembahasannya kali ini adalah mengenai doa untuk pemimpin.

Kerap kita sebagai rakyat, tentu tidak semua suka dengan pemimpin negeri kita sendiri. Faktor nya cukup banyak yang membuat kita tidak suka dengan satu rezim penguasa, baik karena faktor kinerjanya yang buruk, atau karena terlalu fanatik buta dengan "jagoan"nya yang kalah saat pilpres, sehingga apapun yang dilakukan rezim ini dimatanya adalah sebuah kejelekan.

Lantas, sebagai rakyat, tentulah kita juga memiliki kewajiban terhadap pemimpin kita, salah satunya mendoakannya.

Awal mula pengajian ini di buka oleh Kyai Ahmad Rusdi yang membuka tema dari salah seorang ulama ternama yaitu Imam Abu Muhammad al Barbahari. Beliau berkata:

 إذا رأيتَ الرَّجلَ يدعوا على السلطان، فاعلم أنه صاحب هوى، وإذا رأيتَ الرجلَ يدعو للسلطان بالصلاح، فاعلم أنه صاحبُ سُنَّةٍ.

"Jika engkau melihat seseorang mendoakan kejelekan untuk penguasa, maka ketahuilah bahwa ia pengikut hawa nafsu, dan jika engkau melihat seseorang mendoakan kebaikan untuk penguasa, maka ketahuilah bahwa ia mengikuti sunnah".

Selanjutnya beliau mengutip perkataan Imam Fudhail bin ‘Iyadh Rahimahullah:

لو أني أعلم أن لي دعوة مستجابة لصرفتها للسلطان

“Seandainya aku tahu bahwa aku memiliki doa yang mustajab (yang dikabulkan), maka aku akan gunakan untuk mendoakan penguasa.”

Beliau (kyai Ahmad Rusdi) menjelaskan:

Karena, kebaikan penguasa berpengaruh terhadap kebaikan rakyat dan negara. sedangkan doa untuk pribadi, pengaruhnya hanya untuk dirinya. 

Hal tersebut beliau kutip dari kitab Syarh as Sunnah, Imam al Barbahaari, hal 116-117 (Afifudin Dimyati)

Barulah Kyai Lutfi Ubaidillah menambahkan:

"Mendoakan kebaikan pada orang yang tidak disukai adalah perkara berat. Seberat seorang mukmin pergi berjihad dengan mengangkat senjata dalam rangka membela kebenaran. Karena itu Allah sangat cepat mengabulkan doa-doa orang yang mendoakan orang lain dibandingkan doa2 orang yang mendoakan dirinya sendiri. Dan ketika seseorang mendoakan kebaikan pada orang lain para malaikat langit dan bumi akan meng-aminkan dan mendoakan orang yg berdoa tersebut sesuai dengan doa yang dipanjatkan:"ya Allah berilah dia seperti apa yang didoakannya pada si Fulan..si Fulan...si Fulan..." - dalam WA nya.

Yang bahaya adalah ketika seseorang mendoakan keburukan bagi orang lain. Maka para malaikat langit dan bumi tidak mengaminkan,melainkan mereka berdoa bagi orang tersebut dengan mengatakan: "Ya Allah berilah ia sesuatu seperti yang ia doakan bagi si Fulan.. si Fulan... si Fulan..." - lebih lanjut beliau (kyai Lutfi) menjelaskannya.

Kualitas penguasa atau pemimpin juga di tentukan kualitas rakyatnya. Teringat dengan kitab Asshulthan, di dalamnya terdapat perkataan seorang sahabat nabi bernama Abdul Malik bin Marwan yang mengatakan:

"Lo semua kepengen nuntut punya pemimpin seperti kualitas Abu bakar dan Umar. Nah, tapi ente bisa gak, jadi rakyat, seperti rakyatnya Abu Bakar dan Umar?"

Hehe sengaja make arti bahasa sehari-hari, biar gak kaku. (bisa di lihat hal 9).

Yuk, doakan pemimpin kita agar senantiasa di berikan taufiq dan hidayah oleh Allah. Siapapun pemimpin itu, jika salah kita nasihatkan, kita doakan. Bukan malah kita makin hina dan caci-caci, nanti gak akan baik-baik.

Salah satu bentuk berdoa yang baik dan berakhlak, di contohkan oleh Kyai Lutfi Ubaidillah:

"Ya Allah, Zat Yang Maha Mengabulkan doa. Hanya kepadaMu aku memohon. Aku menginginkan A, dan aku berharap doaku Engkau Ijabah. Tetapi jika Engkau justru memberiku B, aku pun rido.Karena apa yang Engkau kehendaki adalah kebaikan untukku.Maka berilah aku hati yang rido atas apa yang Engkau kehendaki."

Doain pemimpin saat ini, jangan adopsi doa badar yaa hehehe. Kita lagi mau menghadapi pesta demokrasi, bukan perang. Nuhun.

BTW, sekarang posisi kita dimana? suka ngedoain pemimpin yang baik? atau jelek?

Yaa bukan cuma buat pemimpin aja sih, tapi buat semua orang juga sama. makanya doain gue yee, kan ngedoain orang lain doanya lebih cepet mustajab ketimbang berdoa untuk diri sendiri.

Share with your friends

Give us your opinion

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done