Ilmu memang menjadi prioritas penting dalam Islam. Karena tanpa ilmu, sebagai manusia, kita tidak akan bisa melakukan apapun. Karena hidup tidak akan bisa dipisahkan dengan ilmu. Segala sesuatu yang kita lakukan di dunia ini membutuhkan ilmu. Jadi sudah sangat jelas pentingnnya sebuah ilmu.
Namun, apa jadinya jika seseorang yang memiliki banyak ilmu, namun tidak berakhlak baik. Karena fenomena yang ada, tidak sedikit orang yang berilmu, namun sifatnya menunjukkan kesombongan dirinya. Sampai-sampai dengan ilmu yang dia miliki, dia selalu menganggap rendah orang lain.
Perlu diketahui, bahwa orang yang berilmu memanglah telah Allah janjikan sebuah derajat yang tinggi. Namun hal itu tidak akan berguna jika tidak diselingi dengan ahlak yang baik. Karena Nabi SAW mengatakan, bahwa ahlak itu merupaan ukuran kesempurnaan iman seseorang. Bahkan Nabi SAW mengatakan, tidaklah disebut orang beriman, sampai ia mencintai saudaranya sendiri sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.
Contohlah, ulama-ulama salaf kita. Seperti Imam Malik, r.a. Di riwayatan bahwa Imam Malik memiliki seorang khadim yang telah berkhidmat selama 20 tahun, khadim itu bernama Abdurrahman bin Qasim. Beliau mengatakan: "Selama 20 tahun, aku melihat Imam Malik dalam 18 tahun belajar akhlak, dan 2 tahunnya untuk belajar ilmu."
Subhanallah. Sebegitu pentingnya akhlak dimata orang-orang shaleh.
Bukti nyata akhlak menjadi lebih berharga nilainya, saat kita meilhat banyak para pejabat publik yang memiliki gelar akademik S2 hingga S3 bahkan lebih, namun terjerat dalam kasus korupsi. Waiyazu billah.
Untuk mengakhiri tulisan singkat ini, marilah kita merujuk pada perkataan Syeck Abdul Qodir al-Jailani, beliau berkata:
"Aku menghormati seseorang karena akhlaknya, bukan karena ilmunya. Sebab Iblis lebih berilmu dari manusia."
Al Faqih