Pagi ini, karena gue merasa 'kangen' dengan buku yang berjudul Tauidhihul Adillah, yang merupakan sala satu buku favorit gue dalam membahas persoalan keagamaan. Dan saat sedang membaca juz 4, di bagian awal buku, gue terpikirkan untuk menulis ulang isi dari pada materi yang ada di buku itu. Karena gue merasa hal ini sangat bagus guna menambah wawasan orang-orang.
Berikut adalah tulisan 'ulang' yang gue dapatkan dari Taudhihul Adillah karangan K.H. Syafi'i Hadzami
###
Mati menurut ahlussunnah adalah suatu perkara yang wujudi yang dijadikan lagi dapat dilihat. Setiap yang bernyawa tentu akan merasai mati. Karena mati itu termasuk salah satu dari makhluk Allah, maka dengan sendirinya mati itu dijadikan oleh Allah. Dan karena kematian itu adatnya disertai dengan berpisahnya ruh dari pada jasad, maka pada hakikatnya yang memisahkan ruh dari jasad itu adalah Allah swt. Akan tetapi secara majaznya, pencabutan ruh itu ditugaskan Allah swt. kepada Malakul Maut, artinya Malaikat kematian, yaitu Malaikat yang bernama Azrail. Dan Malakul Maut itu banyak mempunyai pembantu dari pada Malaikat-malaikat sebagai staf dari bagian pencabutan nyawa ini.
Pic Google
Gamar ini bukan berarti mewakili wujud dari malaikat Izrail.
Gambar ini hanya dimaksudkan agar blog terasa lengkap dengan adanya gambar. Oleh karena itu, sebagai mukmin yang bai, janganlah kita meyakini gambar ini adalah bentuk nyata dari malaikat Izrail.
Terkadang mewafatkan itu diisnadkan (disandarkan) kepada Allah swt. seperti firman-Nya dalam Surat Az Zumar 42 sebagai berikut.
اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Artinya:
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. (QS Az Zumar 42)
Dan terkadang mewafatkan itu diisnadkan (disandarkan kepada Malakul Maut, seperti firman Allah swt. dalam surat Assajdah 11 sebagai berikut.
قُلْ يَتَوَفَّاكُم مَّلَكُ الْمَوْتِ الَّذِي وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ
Artinya:
Katakanlah: Diwafatkan kamu oleh Malaikat kematian, yang diserahi urusan pencabutan nyawa kamu. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali. (QS As Sajdah 11)
Dan terkadang mewafatkan itu diisnadkan kepada Malaikat-malaikat yang diperbantukan dalam urusan pencabutan nyawa itu, sebagaimana firman Allah swt. dalam Suratul An’am 61 sebagai berikut.
حَتَّىَ إِذَا جَاء أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لاَ يُفَرِّطُونَ …
Artinya:
... sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh Malaikat-malaikat Kami, dan Malaikat-malaikat Kami itu tidak lengah terhadap tugasnya. (QS Al An’am 42)
Jika kita telah memahami bahwa tiap nyawa itu akan merasai kematian jasadnya, maka dengan sendirinya para Malaikat seluruhnya hingga Malaikat Azrail sendiri akan merasakan kematian ini. Demikian pula tentunya Iblis, sebagai bapak dari bangsa Jin ini. Kesemuanya itu tidak ada yang luput dari kematian. Adapun pelaksanaan pencabutan nyawanya, maka boleh saja Allah swt. langsung mencabutnya, ataupun Malakul Maut mencabut nyawanya sendiri. Itu semua hal yang bisa terjadi. Kinin kabarnya diperoleh riwayat bahwa Malakul Maut itu akan mengurus sendiri urusan pencabutan nyawanya dengan segala kehalusan, tetapi dirasakannya kesakitan yang tiada tara bandingnya.
Tersebut dalam suatu riwayat hadis yang panjang sebagaimana tersebut dalam kitab Mukhtashar Tadzkiratul Qurthubi halaman 41, yang telah gue Screeshot dari buku k.H. Syafi'i Hadzami berformat PDF, sebagai berikut:
Artinya:
Apabila makhluk itu telah berkumpul dalam keadaan mati semua, datanglah Malakul Maut kepada Tuhan yang Maha Perkasa, seraya katanya: “Ya Tuhanku, sesungguhnya telah mati ahli langit dan bumi, kecuali merka yang Engkau kehendaki.” Maka firman Allah swt. Siapa lagi yang masih tinggal, padahal Ia Maha Mengetahui. Maka menjawab Malakul Maut: “Tinggallah Engkau yang Hidup tiada mati, dan tinggallah para pemikul Arasy, dan tinggallah Jibril, Mikail, dan Israfil. Dan tinggallah pula aku.” Firman Allah azza wajallah. Hendaklah mati Jibril dan Mikail. Dan Allah perkenankan Arasy berkata: “Ya Tuhanku. Telah matilah Jibril dan Mikail.” Maka firman Allah azza wa jalla. “Diamlah engkau. Sesungguhnya Aku telah pastikan kematian atas tiap-tiap yang ada di bawah Arasyku, maka matilah keduanya.” Kemudian datang Malakul Maut kepada Tuhan yang Maha Perkasa, seraya katanya: “Ya Tuhanku, sesungguhnya telah mati Jibril dan Mikail. Dan tinggal Engkau yang Hidup tiada mati, dan tinggallah pemikul-pemikul Arasy-Mu, dan tinggallah aku.” Maka firman-Nya: “Hendaklah mati pemikul-pemikul Arasy-Ku.” Maka matilah semuanya. Maka Allah azza wa jalla perintahkan Arasy, maka dicabutnya sangkakala dari Israfil kemudian firman-Nya: “Hendaklah mati Israfil.” Maka matilah ia. Kemudian datanglah Malakul Maut seraya katanya: “Ya Tuhanku, sesungguhnya telah mati pemikul-pemikul Arasy-Mu dan telah mati Israfil, tinggallah aku.” Maka berfirman Allah azza wa jalla kepadanya: Engkau adalah satu dari pada segala makhlukku. Aku jadikan engkai menurut apa yang aku kehendaki. Nah matilah engkau.” Maka matilah Malakul Maut.
Al Faqih
Nge-teh dulu
Refrensi:
- Taudhihul Adillah 100 Masalah Agama Jilid 4