Kedua kisah ini sangatlah populer dikalangan umat muslim, bahkan untuk anak tingkat Madrasapun sudah sering mendengarnya. Namun, tahukah kalian, keduanya, yaitu Nabi Adam as dan Iblis, mereka sama-sama melakukan sebuah dosa (salah), namun nasibnya berbeda.
Apa kesalahan Iblis?
Iblis menolak perintah Allah untuk bersujud kepada Nabi Adam as, sebagimana disebutkan dalam QS. Al Kahf [18] ayat 50:
”Dan (Ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam, Maka mereka pun sujud kecuali iblis. dia adalah dari golongan jin, Maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Pantaskah kamu menjadikan dia dan keturunannya sebagai pemimpin selain Aku, padahal mereka adalah musuhmu? sangat buruklah Iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang yang zalim”
Dan apa kesalahan Nabi Adam as?
Nabi Adam melanggar larangan Allah, yaitu untuk tidak memakan buah khuldi. Sebagimana dikisahka dalam QS. Al Baqarah [2] ayat 35:
dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu Termasuk orang-orang yang zalim.
Namun, apa yang menyebabkan keduanya mendapatkan nasib yang berbeda?
Sebgaimana kita ketahui, nabi Adam as diampuni oleh Allah dan dijadikannya sebagai khalifah dimuka bumi. Sedangkan Iblis mendapatkan kutukan dan ancaman kekal dineraka.
Imam ibn Qayyim menjelaskan dalam kitab al Fawaid, bahwa Nabi Adam as melanggar larangan Allah karena dorongan hawa nafsunya. Sedangkan Iblis menolak perintah Allah karena kesombongan.
Karena kesombongan tidak akan mengakui kesalahan. Iblis merasa lebih mulia dari Nabi Adam as karena kesombongannya. Sedangkan, kesalahan yang dilakukan akibat hawa nafsu, itu karena kelemahan diri seseorang. Oleh karena itu, Allah mengampuni hambanya yang melakukan kesalahan akibat hawa nafsunya, jika ia meminta ampun, (menyesal).
Bahkan imam ibnu Athaillah dalam kitabnya al Hikam, beliau mengatakan:
Kemaksiatan yang melahirkan penyesalan, menumbuhkan rasa hina dina, itu lebih baik daripada melakukan ibadah yang melahirkan rasa sombong.
Marilah kita hilangkan rasa sombong dalam diri kita, karena pada hakikatnya semuanya adalah milik Allah. Kepunyaan Allah lah apa-apa yang ada dilangit dan di bumi, bahkan ketampanan dan kecantikan kita, juga kekayaan dan tahta, semua hanyalah pinjaman dari Allah. Dan sudah sepantasnya, hanya Allah lah yang boleh sombong.
Hmm, semoga gue juga kalian di jauhi oleh Allah dari sifat sombong. Aamiin
Hmm, semoga gue juga kalian di jauhi oleh Allah dari sifat sombong. Aamiin
Al Faqih
Kebon Nanas
Refrensi:
- Al Fawaid
- Al Hikam
- Di sarikan dari ceramah Nadirsyah Hosen (Inti)
Twitter: @faqih_abduh
Refrensi:
- Al Fawaid
- Al Hikam
- Di sarikan dari ceramah Nadirsyah Hosen (Inti)
Twitter: @faqih_abduh
Facebook: /faqihabduh
Instagram: @faqihabduh