Doa Pilpres (Jokowi vs Prabowo) - Al Faqih
News Update
Loading...

29 Maret 2019

Doa Pilpres (Jokowi vs Prabowo)

Apakah kalian semua sadar, kalau politik tahun ini semakin panas dan menegangkan? Terlebih dengan isu-isu agama yang membuat kesan, kita harus "berjihad" dengan saudara sendiri.

Foto: boleh nemu di google. Izin make yaa :)

Figur ulama pun ikut serta dalam memberikan pengaruh yang besar bagi kedua paslon. Karenanya, gak usah heran lagi sob, kalo hal tersebut menimbulkan "fitnah" terhadap ulama-ulama kita, yang seakan-akan, mereka (para ulama) sedang saling baku hantam dengan caranya sendiri.

Yaa, bukan berarti gue mau meng amini fenomena tersebut. Tapi begitulah keadaan yang gue lihat. Menjelang pilpres, barisan ulama pun di kotak-kotakkan. Dan yang paling menonjol adalah pertarungan antar ulama 212 vs ulama NU. (Bukan berarti selain keduanya tidak ikut andil yaa. Red).

Ini adalah fenomena keadaan yang kita jumpai. Masing-masing pembela capres idamannya juga terus memberikan argumen untuk meyakinkan barisannya adalah barisan yang paling benar, paling membela Islam, paling agamis, paling NKRI, dan lain sebaginya. Hingga, orang-orang seperti kita ini bagai dipaksa untuk ikut perang "dingin" dengan ketidak tahuan kita, yang hal tersebut hanya akan menambahkan keruhnya masalah.

Garis besarnya, orang-orang yang di barisan kubu 01 mengklaim adalah orang-orang baik. Pun begitu juga dengan barisan kubu 02 yang turut mengklaim adalah golongan orang-orang yang baik.

Lalu bagaimana kita menilainya?

Karenanya, kita berharap kepada Allah agar senantiasa di berikan petunjuk dalam mengikuti suatu golongan. Dan do'anya itu adalah sebuah do'a yang amat sangat masyhur di telinga kita, yakni:


اللهم أرنا الحق حقاً، وارزقنا اتباعه، وأرنا الباطل باطلاً، وارزقنا اجتنابه


Maknya: "Ya Allah, nampakkanlah kepada kami kebenaran sebagai kebenaran dan berilah kami kemampuan untuk mengikutinya dan nampakkanlah kebatilan sebagai kebatilan dan berilah kami kemampuan untuk menjauhinya"

Itu adalah potongan do'a yang ma'tsur.

Poin yang pertama dari do'a tersebut adalah, saat kita berharap diberikan penampakkan suatu kebenaran yang benar. Berarti, ada kebenaran yang kita anggap benar, ternayata tidak benar. Juga ada yang kita anggap hal tsb adalah suatu kebatilan, ternayata tidak batil.

Karenanya kita berdo'a, Ya Allah, nampakkanlah kepada kami kebenaran sebagai kebenaran, dst.

Kedua adalah, saat kita mengetahui kebenaran tersebut, kita berharap dapat mengikuti kebenaran tersebut. Karena amat sangat rugi, bahkan percuma kita mengetahui kebenaran atau kebaikan, tetapi tidak mengikutinya. Makanya dalam lafaz do'a tersebut di iringi "dan berilah kami kemampuan untuk mengikutinya", dan untuk yang batil untuk di jauhi darinya.

Dan sekarang adalah poin utamanya. Yaitu, saat kita berdoa dengan kata arina أرنا (nampakkanlah), hal itu mengandung makna yang luas. Aspeknya tidak hanya satu. Mari kita kaji.

Arina adalah fiil amr, yang berarti perintah. Tapi apakah kita sebagai hamba memerintah Allah yang maha agung? No!, because, perintah yang dari bawahan ke atasan adalah sebua permohonan. Artinya kita berharap, memohon kepada Allah.

Lalu, fiil madhi atau asal kata dari fiil amr lafadz arina adalah roa, bermakna melihat. Lalu melihat di sini itu batasannya apa?

Yuk kita ngaji bareng. 

Gue mengutip dari kitab Al Mufrodat fi Ghorib al-Qur'an, karya Abi al-Qosim al-Huseini bin Muhammad (Ar-Raghib al-Ashfahani), dalam mebahas kata roa رأى , beliau menjelaskan, dalam kata tersebut mengandung 4 makna dalam aspek:

1. Al Hassah (Panca indra, yang bisa masuk akal)
2. Bil wahmi, wa ttakhayyul (Daya hayal)
3. Tafakkur (Fikiran)
4. Aql (Akal)

Jadi, saat kita berdoa memohon diberikkan kenampakkan suatu kebenaran yang memang benar, "Ya Allah, nampakkanlah kepada kami kebenaran sebagai kebenaran dan berilah kami kemampuan untuk mengikutinya, dst", do'a tersebut tidak hanya mencakup panca indra saja, tetapi juga daya hayal, fikiran dan akal.

Yang artinya, secara panca indra kita menilai sesorang itu tidak baik (seperti dari video yang viral mengenai keburukan orang lain, dll), hal itu haruslah kita memohon diberikan petunjuk agar penilaian kita baik atau batil tidak lah keliru. karena sesuatu yang kita anggap baik, di hadapan Allah belum tentu baik.

Dari do'a ini juga kita di arahkan agar, berhayal juga condong kepada hal-hal yang baik. Pun begitu dengan fikiran dan akal kita.

Jadi, dalam masalah pilpres ini, dengan banyaknya fitnah yang beredar pada masing-masing paslon (PKI, anti Islam, gak bisa solat, gak pernah jum'atan, dll), yang kesemua itu akan membuat kita menilai, "Jokowi baik ga sih? Prabowo baik gak sih?" yaa kita berharap diberikan petunjuk oleh Allah.

Share with your friends

Give us your opinion

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done