Kenapa Harus Menjadi Seperti Bintang? (You Must be a Superstar) - Al Faqih
News Update
Loading...

28 Maret 2020

Kenapa Harus Menjadi Seperti Bintang? (You Must be a Superstar)

Sejak dulu, apakah kalian merasa "terdoktrin" untuk menjadi seorang Superstar? Bukan untuk menjadi orang yang harus memiliki kekuatan super, melainkan orang yang bersinar. yup, bisa diartikan, kita senantiasa terus di ajarkan untuk menjadi orang yang berprestasi. 
 
Baik itu dalam bidang akademik, maupun segi lainnya. 
 
Penilaian untuk menjadi bersinar itu tentulah memiliki variasi warna tersendiri. Ada yang mempunyai batasan-batasan khusus agar seseorang tersebut dapat memperoleh sebuah "bintang" atau apresiasi. Seperti ada yang harus menjadi top score musiman, ada juga yang harus menjadi seorang Diva kelas dunia dan lain-lain.
 
Source Google
 
Tapi, disisi lain, ada juga orang yang berhak mendapatkan sebuah "bintang" dari hal-hal yang terlihat sederhana namun memiliki arti yang sangat dalam. Siapa itu? Orang yang senantiasa membantu orang lain, orang yang gemar memberi, orang yang dengan tulusnya berbagi, orang yang dengan murah hatinya tersenyum untuk memaafkan kesalahan orang lain pada dirinya.
 
Tau kenapa sob? Karena poin inilah arti dari sebuah "bintang" sejati.
 
Saat gue mambaca buku berjudul Cari Alasan Bolos @Monday?, gue mamvaa sebuah tulisan menarik yang membahas, "kenapa Bintang?"
 
Alasannya adalah
 
1. Bintang merupakan sumber cahaya. Bintang dapat memancarkan cahayanya sendiri.
2. Cahaya bintang yang kita lihat itu ternyata tidak berada pada posisi yang sebenarnya. 
 
Hmm, maksud dari poin nomor 2 adalah, cahaya bintang itu perjalanannya sangat jauh, jadi seperti matahari saja, yang sinar matahari yang kita lihat pada siang hari itu adalah posisi 8 menit yang lalu. lalu bagaimana dengan bintang yang jaraknya lebih jauh lagi> Boleh jadi cahaya yang kita lihat itu adalah bintang yang sudah lama hancur.

So, kedua poin ini mengajarkan kita untuk meninggalkan sebuah "kesan" untuk orang lain. Bintang itu meninggalkan jejak, walau sudah tiada, tapi cahayanya bisa dinikmati/ Semakin tinggi, semakin lama dikenang wa;au sudah tiada.

Apa kesimpulannya?

Gue inget sama perkataan seorang ulama, tapi lupa namanya, kurang lebih begini, "Berapa banyak orang yang hidup tapi sejatinya dia telah mati, dan banyak orang yang mati, tapi sejatinya mereka terus hidup."

Lihat saja orang-orang besar, apakah setelah mereka mati nama mereka juga hilang tertelan bumi? Tidak!
 
Mari sama-sama untuk menjadi seorang "bintang".
 
Oleh: Al Faqih yang lagi jenuh ngurusin rapot :v

Refrensi :
  • Buku, Cari Alasan Bolos @Monday?

Share with your friends

2 komentar

  1. Lagi jenuh urus raport saja masih bisa menulis dengan baik seperti ini, memang bintang. mantap.
    Apalagi kalau sudah lega raport selesai, bisa tambah top cer lagi menulisnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Minta doanya ya, moga gak males2 an, istiqomah hehe.. Thanks udh mampir jan bosen2

      Hapus

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done