September 2017 - Al Faqih
News Update
Loading...

23 September 2017

Pedoman Penulisan Makalah dan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiah (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pedoman Penulisan Makalah dan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiah (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Bisa dibilang, tulisan kali ini OOT alias keluar dari topik kebiasaan yang gue tulis di blog ini. Tapi, dengan adanya tulisan ini, gue berharap akan menjadi sebuah ladang amal gue sampai hari kiamat nanti.


pict Google

Sesuai dengan judul di atas, yaitu Pedoman Penulisan Makalah dan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiah (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, di harapkan tulisan ini akan membantu para mahasiswa terkhusus UIN Syahid Jakarta dalam menuliskan karya ilmiah (Makalah dan Skripsi). Oleh karena itu gue telah menyusun pedomannya dari buku pedoman pembuatan skripsi FITK.

Ada alasan kenapa gue berbagi ini di internet. Karena saat kalian menjadi mahasiswa/mahasiswi UIN Syahid Jakarta, kalian tidak akan mendapatkan buku pedoman pembuatan penulisan skripsi, kecuali jika kalian sudah memasuki semester 7. Bagi gue itu adalah waktu yang lama untuk meunggu belajar sistematika pembuatan makalah atau skripsi dengan benar sesuai pedoman UIN Syahid Jakarta.

Makanya, gue berharap, pedoman yang telah gue susun ini, benar-benar bisa bermanfaat untuk mahasiswa/mahasiswi FITK UIN Syahid Jakarta, dan mahasiswa lain pada umumnya. Karena masing-masing dari Universitas dan Fakultas memiliki pedoma pembuatan karya ilmiah yang berbeda-beda.

Agar lebih memudahkan, silahkan download filenya di bawah ini, kecil kok, cuma 500 kb an.


Sekian dari gue. Semoga kalian makin giat belajarnya yaa, agar menjadi orang-orang yang bermanfaat.

Gue Al Faqih, izi pamit. Laper :v. Nulis nya juga buru-buru nih kwkwk.

Oh, ya, jangan lupa kopi atau teh hangatnya. 

Terima kasih kepada para TIM yang sudah menyusun buku pedman penulisan skripsi FITK UIN Syahid Jakarta, dan juga kepadaBg Aldi yang udah minjemin buku pedomannya buat jadi refrensi hehe. Moga kita berdua dapet amal jariahnya. Kalian juga bisa dapet amal jariah, dengan cara men-share artikel ini ke kawan-kawan kalian.

Twitter: @faqih_abduh
Instagram: @faqihabduh
Facebook: /faqihabduh

Sumber utama:


- PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA



Penampakan asli

22 September 2017

Jangan Khawatir dengan Jomblo

Jangan Khawatir dengan Jomblo

Jomblo, maksudnya bujang, adalah laki-laki dan perempua dewasa yang belum menikah. Dan kebanyakan orang mencemaskan hal ini, termasuk si penulis ini. 

Kurang ganteng, duit dikit, penampilan acak-acakan merupakan masalah yang sering dianggap serius oleh kalangan laki-laki. Tidak bertampang perempuan korea, banyak pilih-pilih akibat tingginya gengsi merupakan permasalahan yang selalu menghantui perempuan. Maaf kalo salah :v


Pict Google

Jadi tidak heran, kebanyakan orang bujang karena memiliki taraf minium yang tinggi, kalo laki-laki, minimal si wanita itu bertampang artis, dan bagi si wanita, minimal si laki-laki tuh dewasa dan punya pajero. *Lagi-lagi maaf kalo salah hehe

Intinya, fitrah kita sebagai manusia tidak akan bisa kita padamkan. Laki-laki tentulah akan menyukai perempuan, dan juga sebaliknya. Hanya mereka yang 'rusak' yang tidak masuk rumus ini.

Untuk menghibur diri kita yang jomblo (bujang), ingatlah firman Alla SWT:

وَخَلَقْنَاكُمْ أَزْوَاجًا

Dan Kami jadikan kalian berpasang-pasangan. (An-Naba: 8)

Mari kita lihat tafsirannya.

Dalam kitab Tafsir Al-Azhar buah karya Bua Hamka, menjelaskan bahwa ayat ini menunjukan berpasang-pasangan, yaitu berjantan berbetina, berlaki-laki berperempuan, berpositif bernegatif, dengan demikian itulah Allah menciptakan alam ini seluruhnya. Ada berlangit berbumi, ada berawal berakhir, ada berlahir berbatin, ada berdunia berakhirat dan seterusnya. Maka dengan demikianlah Allah Yang Maha Tunggal menciptakan seluruh yang maujud dalam alam ini berpasang-pasangan. Yang berdiri sendiri hanya Allah!

Trus gimana dengan orang yang sewaktu hidup di dunia dia lebih dulu bertemu dengan maut ketimbang jodohnya?

Dalam sebuah hadis dikatakan: 

مَا فِي الْجَنَّةِ أَعْزَبٌ 

Tidak ada seorangpun bujangan dalam surga. (H.R: Muslim)

Kita sering mendengar, kelak di surga telah Allah janjikan para bidadari cantik yang disiapkan untuk para lelaki. Lantas perempuan mendapatkan apa? Bidadara?

Para ulama menjelaskan bahwa nanti Allah akan memasangkan mereka yang belum menikah di dunia, akibat bertemu lebih dulu dengan mautnya, berpisah dengan istrinya lalu belum menikah sampai meninggal dan seseorang yang masuk surga namun istrinya tidak. Dan ini tidak hanya berlaku bagi laki-laki, melainkn perempuan juga demikian.

Firman Allah SWT:

وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الْأَنْفُسُ وَتَلَذُّ الْأَعْيُنُ وَأَنْتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ 

Dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kalian kekal di dalamnya. (Az-Zukhruf: 71)

Sekali lagi, jangan khawatir dengan jomblo. Karena di surgaNya tidak ada seorangpun yang jomblo alias bujang.

Allohumma Inna Nas Aluka Ridhoka wal jannah, Wa Naudzubika Min Sakhotika wannar

(Ya Allah sesungguhnya kami minta kepada Engkau ridhoMu dan SyurgaMu serta kami berlindung dari Neraka Engkau ya Allah)

Berikut adalah desain sederhana ala gue:


*Bilang aja, elo lagi menghibur diri dengan tulisan ini karena jomblo :v (kata temen gue).

Al Faqih

Twitter: @faqih_abduh


Instagram: @faqihabduh

Facebook: /faqihabduh

16 September 2017

15 September 2017

Siapa itu Sahabat?

Siapa itu Sahabat?

Sahabat adalah satu kata yang tidak banyak dipercayai oleh banyak orang pada umumnya, termasuk gue sendiri. 

Dengan melihat sirah yang ada, penilaian gue kini berubah. Sahabat itu sesuatu yang benar-benar nyata adanya. Sahabat itu bukan hanya ada di serial manga, sinetron, bahkan movie-movie terkenal. 



Sahabat itu sudah ada sejak dahulu kala. 

Memangnya siapa itu sahabat? Dan inilah jawaban yang gue dapatkan (beberapa).

Sahabat itu adalah, ketika dirinya sendiri terluka akibat dikroyok kafir Quraish, dan ia masih memikirkan keadaan Nabi Muhammad SAW, dialah ABu Bakar ash-Shiddiq.

Sahabat itu adalah, tatkala Abu Bakar ash-Shiddiq menemani Nabi Muhammad SAW hijrah dari kota kelahirannya.

Sahabat itu adalah Ali k.w yang rela nyawanya terancam oleh kafir Quraish untuk menyelamatkan Nabi Muhammad SAW.

Sahabat itu adalah ketika Nabi Muhammad SAW lelah dalam perjalanan hijrahnya, abu Bakar Ash-Shiddiq melindunginya dari sengatan ular yang ada di gua sur dengan lututnya.

Sahabat itu adalah, yang tidak pernah meragukan Nabi Muhammad SAW seusai peristiwa Isra' Mi'raj. Tk lain dialah Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Sahabat itu adalah, ketika imam Syafii mendengar imam Ahmad jatuh sakit, ia merasa sedih dan ia pun jatuh sakit.

Sahabat itu adalah, ketika imam Syafii menjenguk imam Ahmad yang sedang sakit, bergembiralah ia seingga hilanglah sakitnya.

Sayyidina Umar Ibn Khathab ra. berkata: "Tidak ada nikmat yang diberikan kepada seorang hamba setelah Islam yang lebih baik dari sahabat yang sholeh, maka apabila salah seorang dari kalian telah mendapatkan cinta dari sahabat sholehnya, hendaklah ia menggenggamnya dengan kuat."

Al Faqih
Selamat menunaikan salat Jum'at

Kunjungi Tweet @faqih_abduh 
Kita Semua Mencintai Fitnah

Kita Semua Mencintai Fitnah

Kita semua faham, bahwa fitnah itu di tunjukkan untuk seseuatu yang tidak baik. Dari segi pengertian, fitnah itu berbeda-beda. Namun intinya tetap sama, yaitu sesuatu yang jelek.

Sebagai contoh kecil, dalam KBBI fitnah itu adalah perkataan bohong atau tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan dengan maksud menjelekkan orang (seperti menodai nama baik, merugikan kehormatan orang). Sedangkan dalam kitab Maqayisul Lughah di paparkan:


“الفاء والتاء والنون أصل صحيح يدل على الابتلاء والاختبار” 

“Huruf Fa`, Ta`, dan Nun adalah huruf dasar yang shahih menunjukkan kepada cobaan dan ujian” (Maqayisul Lughah: 4/472).

Berbeda lagi jika di lihat dari perspektif al-Qur'an, yang mana dalam kitab suci al-Qur'an kata fitnah memiliki banyak makna, di antaranya, cobaan atau ujian, siksa, berpaling dari jalan kebenaran, penyesatan, dan lain-lain. 


Intinya, sering kali kita berdoa kepada Allah agar dijauhkan dari segala macam fitnah.


Namun, dalam kitab Mausu'ah karya Imam ibn Abi Dunia menjelaskan:


قال ابن مسعود رضي الله عنه: لايقل احدكم اعوذ بالله من الفتن لكن ليقل اعوذ بالله من مضلات الفتن (انما اموالكم واولادكم فتنة)

Al Imam ibn Mas'ud r.a berkata: "Janganlah kamu berdo'a, 'Aku berlindung kepada Allah dari fitnah-fitnah.' Akan tetapi hendaklah kalian berdo'a, 'Aku berlindung kepada Allah dari fitnah-fitnah yang buruk." (Karena sesungguhnya anak-anak dan harta bendamu adalah fitnah).

Pernah baca kisah Abu Nawas? Mari sama-sama kita bernostalgia untuk mengenang kisah lucunya yang juga memilki hikmah.

Pernah suatu ketika, Abu Nawas pergi ke pasar, lantaran berkata kepada kawan-kawannya. "Aku sangat mencintai fitnah dan membenci yang hak." Bukan hanya itu, ia juga mengatakan, "Aku lebih kaya dari pada Allah."

Lantas kawan-kawannya juga penduduk pasar menuduh Abu Nawas telah salah jalan alias menyimpang.

Singkat cerita, Khalifah pada masa itu yakni Harun Ar-Rasyid mendengar perkaaan Abu Nawas itu. Dengan cepat sang Khalifah memerintahkan tetaranya untuk menjemput paksa Abu Nawas untuk di mintai pertanggung jawaban atas omongannya yang di anggap khalifah tidak senonoh.

Singkat cerita, sang Khalifah bertanya kepada Abu Nawas, "Mengapa kamu mengatakan bahawa kamu lebih kaya dari Allah?". Abu Nawas menjwab: "Aku mempunyai banyak anak sedangkan Allah tidak beranak tidak pula di peranakkan." Kemarahan Khalifah mulai mereda, sebelumnya sang Khalifah memang sudah sangat marah bahkan sudah menuduh Abu Nawas kafir.

"Lalu apa pembelaan mu, kalau kamu itu sangat mencintai fitnah dan membenci yang hak?" Tanya Khalifah. Dengan santai Abu Nawas menjawab: "Bukankah kematian itu hak? Bukankah Surga dan Neraka itu Hak?", Abu Nawas diam sesaat, lalu melanjutkan pembicaraannya, "Bukankah baginda (Khalifah) sangat membenci kematian juga Neraka yang hak itu? Seperti aku juga membencinya?"

Baginda hanya terdiam menandakan setuju dengan jawaban Abu Nawas. Tanpa di perintahkan Khalifah, Abu Nawas kembali berbicara, "aku membenci fitnah karena istri, harta juga anak-anakku adalah fitnah Bukankah baginda mencintai istri, harta juga anak-anak baginda?" Untuk kedua kalinya, Khalifah terdiam dengan jawaban Abu Nawas itu.

Setelah sidang singkat itu, Baginda (Khalifah) Harun Ar-asyid memberikan hadiah kepada Abu Nawas atas kebijaksanaannya.

Bukankah sudah jelas, kalau kita semua mncintai fitnah? Cinta dengan istri, cinta dengan harta, juga cinta dengan anak-anak kita.

Mengapa istri, harta juga anak-anak dikatakan sebagai fitnah? Karena ketiga hal itu, bisa mengantaran kita ke dalam nerakaNya Allah SWT. Sebaliknya pun dmeikian, ketiga hal tersebut dapat pula mengantarkan diri kita menuju surgaNya Allah SWT.

Berdo'alah kepada Allah untuk di jauhkan dari segala macam fitnah yang buruk, sepert fitnah kubur, fitnah dajjal, dan fitnah-fitnah jelek lainnya.

*Edisi lagi kena fitnah (ISU) di kampus

AL Faqih
Kopi pagi

Refrensi:

- Maqayisul Lughah
- Mausu'ah

9 September 2017

Mengambil Hikmah dari Sosok Nobita (Anime Doraemon)

Mengambil Hikmah dari Sosok Nobita (Anime Doraemon)

Siapa sih yang gak tau serial manga dan anime populer ini? Bahkan di Negeri kita tercinta ini, anime Doraemon masih sering kali di putar ulang di salah satu stasiun televisi swasta. Naruto kalah vroo.

Penggemar anime Doraemon juga tidak hanya berasal dari kalangan anak-anak, melainkan juga para remaja bahkan orang dewasa sekalipun. Baik itu laki-laki maupun perempuan.

8 September 2017

Poligami itu Sunnah atau Wajib sih? Jawabannya?

Poligami itu Sunnah atau Wajib sih? Jawabannya?

Tidak sedikit para ustadz kampung yang begitu semangatnya mengatakan bahwa poligami itu sunnah Nabi. Karena dalam qishah-nya memang demikian. Tak bisa di pungkiri lagi memang, bahwa Nabi SAW memang memiliki banyak istri bahkan sampai 9.

Selain itu, ada pula ustadz yang mengatakan bahwa poligami itu wajib. Serius? Yup, ustadz tersebut menjawab dengan dalih, bahwa dalam al-Qur'an, Allah memerintahkan kita menikah dengan menyebutkan bilangan 2, 3, dan 4 terlebih dahulu, baru disebutkan bilangan 1. 

4 September 2017

Warisan Nabi Muhammad SAW

Warisan Nabi Muhammad SAW

Pada suatu hari, tepatnya dikota Madinah, ada seorang sahabat yang terkenal dengan riwayat hadis yang begitu banyak, yaa, dia adalah Abu Hurairah.

Saat itu, Abu Hurairah sedang melewati pasar, lalu dia berhenti sejenak. Tidak lama setelah dia berhenti, tiba-tiba saja dia berseru kepada orang-orang pasar.


Pict Google

"Hei orang-orang pasar, alangkah lemahnya diri kalian!" Itulah perkataan Abu Hurairah saat pertama kali menyapa orang-orang pasar.

Selama ini sudah kita ketahui, bahwa pasar saat itu merupakan pusat bisnis, aktivitas yang bersifat keduniawian, dan pastilah sangat banyak orang-orang yang terlelap atau tenggelam pada urusan bisnisnya.

Orang-orang pasar yang saat itu di panggil oleh Abu Hurairah dengan menyebut diri mereka lemah, tentulah mereka orang-orang pasar terkejut. Bagaimana tidak? Baru datang, tiba-tiba mengucapkan hal yang mereka (Orang-orang pasar) tidak mereka pahami maksudnya.

Lalu orang-orang pasar bertanya kepada Abu Hurairah.

"Kamu kenapa yaa Abu Hurairah?" Tanya mereka sambil keheranan.

"Apakah kalian tidak mengetahuinya, bahwa warisan Nabi SAW sedang dibagi-bagikan? memangnya kalian tidak ingin mengambil jatah kalian?" Jawab Abu Hurairah, dengan nada pertanyaan juga.

Saat mendengar jawaban Abu Hurairah tersebut, banyak dari mereka yang sangat berkeinginan untuk mendapatkan warisan Nabi tersebut. Mana ada orang yang tidak mau nerima warisan?

Selanjutnya, merekapun menanyakan tempat dimana warisan Nabi SAW sedang dibagikan.

"Memangnya warisan Nabi SAW sedang dibagi-bagikan dimana?" Tanya mereka.

Dengan cepat Abu Hurairah menjawab.

"Dekat Masjid." Jawab Abu Hurairah singkat.

Lantas, mereka tergesa-gesa untuk meninggalkan pasar untuk menuju masjid terdekat karena merasa khawatir jatah warisan mereka tidak tersisa.

Melihat orang-orang yang sedang tergesa-gesa meninggalkan pasar, Abu Hurairah hanya terdiam dengan tenang, menunggu mereka para orang-orang pasar kembali kehadapannya.

Selang beberapa menit kemudian, pulanglah orang-orang pasar tersebut dengan wajah kecewa. Lantas Abu Hurairah heran.

"Ada apa dengan kalian?" Tanya Abu Hurairah.

"Yaa Abu Hurairah, kami sudah mendatangi masjid tersebut, bahkan sudah memasukinya. Akan tetapi kami tidak menemukan sesuatu apapun yang sedang di bagi-bagikan." Jawab mereka dengan nada kecewa.

"Apakah kalian tidak melihat sesuatupun (seseorang) di masjid sana?" Abu Hurairah bertanya.

"Kami melihat orang-orang yang mendirikan shalat, membaca Al-Qur’an, dan orang yang mempelajari halal-haram.” Jawab mereka.

Mendengar jawaban mereka, Abu Hurairah merasa kecewa.

"Celakalah kalian, itulah warisan Muhammad SAW."

---

Pertanyaannya, "Jadi, apa itu yang dimaksud dengan warisan Nabi SAW?"

Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ

“Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, sesungguhnya mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang telah mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).

#Subhanallah

Rujukan: kitab Fawaidul Mukhtaroh, karangan Ali bin Hasan Bahrun

Di tulis oleh

Al Faqih
11-03-2017
Jakarta-Indonesia

Twitter: @faqih_abduh
Instagram: @faqihabduh
Facebook: /faqihabduh

---

Tulisan di atas adalah tulisan lama yang pernah gue uplod di blog ini namun terhapus akibat kesalahan yang ceroboh. Selamat malam. Jangan lupa secangkir kopi atau teh hangatnya.

3 September 2017

3 Kenikmatan Daging

3 Kenikmatan Daging

Mumpung masih bulan Idhul Adha nih. Pasti masih genjor-genjornya nyate kan? Entah itu make daging kambing atau sapi.

Sejauh ini, mungkin kita hanya menikmati daging sate aja. Tapi ternyata ada kenikmatan lain yang bisa kalian rasakan nikmatnya daging namun di waktu tertentu. Yaa, gue gak bilang kalian gak tau, mungkin hanya gak kepikiran.

Pic Detik Food

Sewaktu santai kemarin malam, gue tiba-tiba dapet pesan WA dari kawan kampus. Isinya dia mengutip dari kitab yang dia baca. Inti pesannya itu:

Selamat hari nyate sedunia, ingat 

وفي عقد الفريد للشيخ ابن عبد ربه الاندلسي ج٣ ص٥

قال تأبط شراً: ما أحببت شيئاً قط حبي ثلاثة: أكل اللحم، وركوب اللحم، وحك اللحم باللحم.
وقال أبو اليقظان: كان هلال بن الأسعر التميمي أكولاً، فيزعمون أنه أكل جملاً، وأكلت امرأته فصيلاً، فلما أراد أن يجامعها لم يصل إليها، فقالت له: وكيف تصل إلي وبيني وبينك بعيران.
وفي اللطف واللطائف ما نصه ❊أحمد بن الطيب السرخسي كان يقول: اللذات لحمانية: أكل اللحم، وركوب اللحم، وادخال اللحم في اللحم.

Isi kitab di atas bisa di artikan secara ringkas, bahwa Kenikmatan daging itu ada 3:

1. Makan daging
2. Menaiki daging
3. Memasukkan daging kedalam daging

Woi jangan cengar cengir sendiri. :v

Di akhir pesannya, kawan gue menuliskan, Selamat Menikmati Daging.

Ada-ada aja nih kawan gue kwkwkw.

Sekian

Al Faqih
Lagi nyengir

2 September 2017

Hikmah Tidak Boros Air dalam Berwudhu

Hikmah Tidak Boros Air dalam Berwudhu

Saat mengaji fiqih yang membahas tentang wudhu, tentulah kita memahami dengan baik di antara adab-adab yang musti di perhatikan saat berwudhu. Di antaranya adalah tidak berebih-lebihan dalam menggunakan air.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan,

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَوَضَّأُ بِالْمُدِّ، وَيَغْتَسِلُ بِالصَّاعِ، إِلَى خَمْسَةِ أَمْدَادٍ


“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu dengan satu mud (air) dan mandi dengan satu sha’ sampai lima mud (air)” (HR. Bukhari no. 198 dan Muslim no. 325).

Pic Googgle

Dalam kitab Fiqih Sunnah dikatakan, bahwa Satu sha’ sama dengan empat mud. Satu mud kurang lebih setengah liter atau kurang lebih (seukuran) memenuhi dua telapak tangan orang dewasa.

Dalam kitab Shifat Wudhu Nabi, Fahd bin Abdurrahman Ad-Dausri, mengatakan, ”Jika Engkau –saudaraku muslim- merenungkan hadits ini dengan baik, maka Engkau akan tercengang dengan apa yang dilakukan oleh sebagian orang di jaman kita ini ketika mereka membuka keran air untuk berwudhu sambil terkadang bercakap-cakap dengan teman di dekatnya sedangkan air terus mengalir (keran tidak ditutup). Betapa borosnya tindakan ini! Bertakwalah kepada Allah. Renungkanlah hadits ini dan jadikanlah hadits ini di depan penglihatanmu. Ikutilah sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam kesederhanaan dan tidak berlebih-lebihan (menggunakan air), sehingga tampaklah ittiba’ (mengikuti petunjuk Nabi) dan keimanan seorang muslim yang sebenarnya. Termasuk sunnah (Nabi) adalah jika seorang muslim hendak berwudhu, dia mengambil wadah yang kira-kira bisa menampung satu mud air dalam rangka mengikuti sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Bagaimana umpama kita berwudhu di tempat yang sangat melimpah airnya, seperti di lautan?

Syeck Ibn Ruslan al-Ramli dalam kitabnya yang populer di kalangan pelajar mazhab Syafi'i yakni Shafwatu Zubad, mengatakan:


Yang artinya: "Makruh (berwudhu) dengan pemakaian air yang boros sekalipun hal itu dari air laut yang luas."

Begitulah secara singkat pemahaman anjuran yang harus di perhtikan oleh kaum muslimin dalam berwudhu. Lantas apa hikmahnya?

Secara tidak sengaja, gue melihat postingan facebook lama yang dibagikan oleh seseorang yang bernama Hengky Irawan Bin Suyitno. Di salah satu postinganna, bg Irawan men-share foto-foto yang gue kira mestilah orang lain melihatnya. 

Foto pertama: Orang-orang yang mengantri hanya untuk mendapatkan se-ember air. Lantas kita? Dengan mudahnya membuang air.


Foto kedua: Orang-orang India, Allahab rela mengenakan air kotor ini untuk bertahan hidup.


Foto ketiga: Bai warga enya, air ini di anggap berkah. Bagi kita? Mungkin terasa sangat kotor.


Foto keempat: Air yang terdapat di sela-sela rel kereta, mereka anggap sebagai keberkahan tersendiri.


Foto kelima: Mereka bingung, antara IYA atau Tidak dalam menggunaan air tersebut.


Demikianlah sebagian foto-foto yang gue dapatkan dari Facebook seseorang bernama Hengky Irawan Bin Suyitno. Sudah tentulah, kalian dapat menyimpulkannya sendiri, apa hikmah anjuran Rasulullah menghemat menggunakan air saat berwudhu. Banyak dari saudara-saudara kita di luar sana yang sangat membutuhkan air, sedangkan kita yang oleh Allah diberikan kemudahan mendapatkan air yang melimpah juga bersih, selalu dengan seenaknya membuangnya.

Setelah melihat foto di atas, masihkah kita semena-mena dalam menggunakan air?

Bismillah, semoga gue bisa lebih memperhatikan hal-hal yang sering di anggap sepele, tapi sebenarnya sangat fatal jika di biarkan terus-menerus.

Al Faqih

Refrensi:
- Fiqih Sunnah
- Shofwatu Zubad
- Shifat Wuhdu Nabi
- Facebook (Foto)

Asal SEO

Slice of Life

[Slice-of-Life][recentbylabel]

Featured

[Featured][recentbylabel2]
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done