Agustus 2017 - Al Faqih
News Update
Loading...

18 Agustus 2017

10 Kata-Kata Dazai Bagus di Serial Anime Tsuki ga Kirei

10 Kata-Kata Dazai Bagus di Serial Anime Tsuki ga Kirei

Gue mencoba menulis dengan sudut pandang yang berbeda, yaitu dengan sudut pandang film yang pernah gue tonton. Gue termasuk orang yang 'suka' nonton anime. Alasannya? Jawabannya mungkin sama dengan kalian yang suka dengan serial drama korea ataupun film-film Hollywod serta Bollywod. Yup, jawabannya ada pada diri kalian sendiri.

Kebetulan, minggu ini, gue baru aja nonton serial anime yang bisa di kategorikan 'anime favorit', yaitu Tsuki ga Kirei. Anime ini bergenre Romance, School. Dengan alur dramanya yang gue pikir gak terlalu 'lebay'.

Pic Google

Saat gue nonton anime ini, gue merasa tertarik mencatat setiap perkataan si Dazai yang sering di sebut dalam anime ini. Yaa, walau gue gak tau siapa itu Dazai. Apakah dia seorang penulis nyata di Jepang? Atau hanya sebuah nama fiksi belaka? Tapi yang jelas, gue suka dengan kutipan-kutipan Dazai yang selalu di pakai si Azumi (tokoh utama).

Berikut adalah 10 Kata-Kata Dazai Bagus di Serial Anime Tsuki ga Kirei. 

Pic Google

Pertama, “Betapa luar biasa berat dan tak tertahankan untuk hidup."

Gue memahami kalimat ini, bahwa Dazai ingin menyampaikan, betapa beratnya perjuangan hidup di dunia ini. Setiap harinya orang-orang selalu berkompetisi untuk 'bertahan' hidup. Orang-orang akan berusaha keras untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan, dan mereka pun khawatir jika sesuatu yang mereka senangi akan di rebut oleh orang lain.


Hidup juga tak pernah lepas dari belajar. Belajar itu memang menyusakan, melelahkan, juga membosankan. Tapi karena kita ingin bersaing dengan orang-orang yang idu di dunia ini, belajar menadi suatu sarana yang tak dapat di hindari.



Bahkan Imam Syafi’i mengatakan: “Bila kamu tak tahan penatnya belajar, maka kamu akan menanggung perihnya kebodohan.”

Kedua, “Jika perasaan senang mungkin seperti bintik emas, berkilau sedikit di dasar sungai kesedihan."

Gue rasa, Dazai ingin mengekpresikan, bahwa kesenangan seseorang itu akan membuat dirinya menjadi berkilau, atau lebih sederhananya menjadikan dirinya terlihat lebih baik, walau terdapat banyaknya kesedihan yang menimpa dirinya.

Entahlah sebenarnya gue juga kurang faham lol.

Ketiga, "Seseorang tidak bisa mempengaruhi orang lain tidak juga terpengaruh oleh orang lain."

Dazai mungkin ingin menyampaikan perasaannya, bahwa manusia itu akan berdiri tegak dengan kemauannya sendiri. Tak peduli adanya sosok yang mencoba merubah perasaan orang lain.

Namun hal ini, tidak dibenarkan. Kenyataannya, Azumi merasa dirinya terpengaruhi oleh gadis yang ia suka.

Oleh karena itu, mungkin Dazai berkata demikian karena percaya dengan tekad yang ada pada manusia.

Keempat, "Ditertawai, Ditertawai, dan jadilah kuat."

Saat seseorang berusaha untuk mendapakan apa yang mereka inginkan, tak sedikit yang 'menyapa' dirinya adalah sebuah kegagalan. Dan juga, banyak orang lain yang akan megolok-olok dirinya, sambil mengatakan 'dia tak mungkin berhasil', atau 'dia hanya melakukan sesuatu yang sia-sia' dan lain-lain. Juga perkataan itu terlontar dengan bibir penuh tertawaan yang menunjukkan seuah ejekan.

Tapi, hal itu tidaklah menjadi masala bai mereka yang memiliki tekad yang kuat. Justru hal itu akan membangkitkan semangatnya. Semakin ia ditertawai, aka semakin besar pula semangat dan kerja kerasnya. Hingga akhirnya, ia menjadi sosok yang tangguh dan berhasil.

Azumi sang tokoh utama serial anime ini mengatakan, "Meskipun begitu, bukan berarti aku ingin ditertawai." Hal ini menunjukkan bahwa pada episode ke 2, saat adanya sebuah perlombaan lari di sekolahnya, ia menyadari bahawa dirinya payah dalam berlari, oleh karena itu ia berusaha keras untuk tidak gagal. Walau hasilnya, sudah bisa di tebak, yaitu Azumi gagal dalam berlari, bahkan dirinya sempat terjatuh, namun dengan segera ia bangkit dan melanjutkan untuk berlari.

Kelima, "Satu hal yang manusia miliki, sedangkan makhluk lainnya tidak adalah Kita memiliki rahasia."

Definisi rahasia itu sediri adalah sesuatu yang sengaja disembunyikan supaya tidak diketahui orang lain. (KBBI)


Saat membaca kutipan ini, gue menyadari, bahwa manusia itu adalah makhluk yang tidak jujur. Terkadang, seseorang itu menyembunyikan sesuatu agar orang lain tidak merasa tersakiti. Walau pada hakikatnya hati manusia itu tidak bisa berbohong, namun, tak ada yang mengetahui isi hati tersebut kecuali dirinya dan tuhan saja.  

Keenam, "Manusia ada untuk cinta dan untuk revolusi."



Hati nurani manusia tidak akan mengelak bahwa dirinya membutuhkan cinta (kasih sayang). Tanpa cinta, tak akan mungkin ada manusia yang utuh seperti sekarang ini. Semua manusia yang terlahir dari sesosok bayi yang mungil, di rawat dengan penuh cinta oleh orang tua dan lingkungan sekitarnya. Hingga jadilah sosok-sosok yang bervariasi, ada yang menjadi Profesor, ada yang menjadi Fisikawan, Insyinyur dan lain-lain. Mereka tak mungkin ada, jika tak dibesaran dengan 'cinta'.



Sedangkan revolusi adalah sebuah perubahan dalam ketatanegaraan (pemerintahan). Karena manusia adalah makhluk sosial. Manusia saling membutuhkan satu sama lain. Dan hal itu di atur oleh sebuah lembaga yang biasa di sebut pemerintahan, agar semua hubungan manusia dapat teratur dengan baik. Manusia ada, emmang untuk membawa perubahan, seperti sekarang ini. Dunia ters berkembang dengan adanya manusia. 

Ketujuh, "Ada hal seperti cinta di dunia ini. Aku yakin tentang itu. Yang sulit untuk ditemukan dari cinta adalah ekspresi dan etiketnya."

Banyak orang yang mengaku 'cinta' dengan seseorang, namun tak faham bagaimana ekspresi cinta itu yang sebenarnya. Hal ini karena gue sendiri mengalaminya. Dan jujur aja, sampai saat inipun gue belom faham bagimana ekspresi cinta yang sebenarnya itu. Karena antara cinta dan nafsu gue pribadi masih sulit untuk membedakannya.

Kedelapan, “Memutuskan bahwa aku tidak punya harapan bahkan sebelum mencobanya itu tidak lebih dari sebuah kemalasan."

Gue sering mendengar orang-orang mengatakan demikian, "We'll never know the real answer, before you try to Im." (kalo gak salah. -Red), (Kita tidak akan pernah tahu jawaban yang sebenarnya, sebelum Anda mencoba. - Ter).

Banyak pula orang yang khawatir untuk 'mencoba' melakukan sesuatu karena memikirkan resiko yang aka diterimanya. Ingatlah, perkataan Muhammad Ali, dia berkata: "Mereka yang tidak punya keberanian untuk mengambil resiko tidak akan mencapai apapun dalam hidupnya."


Kesembilan, "Aku harus hidup untuk memenuhi janjiku. Hanya itu yang terpenting saat ini."

Dazai ingin menunjukkan bahwa memenuhi janji adalah hal yang harus di utamakan. Bahkan gue pernah membaca salah sau kutipan yang ada pada web online yang gue lupa sumbernya, yang berbunyi: "Anda menjadi mulia saat menepati satu janji, bukan saat mengucapkan seribu janji."



Bahkan Rasulullah SAW sendiri sudah mengtakan, bahwa orang yang ingkar akan jajinya, ia termasuk bagian dari orang-orang yang munafik.

Kesepuluh, "Kebenaran dari sebuah cinta terletak pada tindakan seorang laki-laki yang meneriakan kata-kata cinta dengan putus asa dan melompat ke dalam laut."


Kebenaran cinta seseorang akan teruji saat ia merasa putus asa. Hal ini di gambarkan pada serial anime Tsuki ga Kirei ini pada episode 12, gadis yang disukai Azumi yakni Akane, akan pindah ke kota yang cukup jauh. Begitulah cinta Azumi dan Akane di uji. Bahkan selain itu, banyak persoalan yan dihadapi si Azumi sebelum kepindahan Akane. Yang udah nonton mah pasti tau hehe.

Dan menurut gue, di sini adalah adegan yang paling dramatis yang pernah ada di serial Tsuki ga Kirei ini. Dimana, Azumi berlari dengan sekuat tenaga untuk menuju kereta yang dinaiki Akane untuk pergi menuju kota temat tinggal barunya. Dan dengan perasaan penuh asa, dan penuh tekad, Azumi berteriak ke arah kereta yang sedang melintasinya, "Aku mencintaimu" dengan agak berteriak.

Pic Google
Dramatis banget

Yaa disitulah kekuatan cinta di uji. 

Oke. Cukup sekian tulisan yang gak menarik ini. Karena ini pertama kalinya bagi ge, menuliskan sesatu yang seperti ini. Jadi, maafin aja dah atas banyaknya kekurangan yang ada.

Gue ngantuk, mao bobo. Thanks yang udah mau mampir. Semoga betah mampir dimari.

Al Faqih
Lagi duduk santai

16 Agustus 2017

Tragedi Kentut

Tragedi Kentut

Saat itu, gue masih menduduki bangku sekolah MI di kelas 1. Yaitu, saat-saat dimana semua anak masih sangat jujur alias polos. 

Tepat pada jam 09:00, gue dan kawan-kawan biasa jajan bareng di sebuah kantin kelas yang kecil. Tak ada yang mewah memang, namun terasa hangat karena bisa tertawa bersama dengan tanpa adanya beban.




Bukber plus reuni dengan anak MI

IG @faqihabduh

Di jam istirahat ketika kita ngumpul, ada aja topik pembicaraan yang bagi anak-anak usia 6/7 tahunan itu terasa asik dan seru. Misalnya saat ngomongin film PowerRanger, Ultramen, dan Naruto.

Bahkan gue inget, ada temen gue yang berantem gara-gara mereka sama-sama menyukai salah satu pahlawan di film PowerRangger. 

"Jagoan gue itu Rangger merah." Kata Romo (Nama samaran).
"Apa-apaan lo, gue merah. Tanya aja tuh ke Fadhlur (Salah satu temen gue, tapi ini nama samaran), gue duluan yang merah." Jawab Arul (Nama samaran)

Begitulah kelakuan bocah, dia mengklaim 'duluan' siapa yang berhak menjadi miliknya. Yaa, namanya juga bocah.

Kembali fokus pada cerita awal. 

Singkat cerita, waktu istirahatpun usai. Gue dan kawan-kawan dengan membawa perut yang berisi degan bervarian makan dan minuman, bergegas kembali menuju kelas.

Sesampainya di kelas, gue dan kawan-kawan melihat sesosok anak yang tak asing lagi bagi kelas 1, dia itu Arif (Nama samaran). Gue dan kawan-kawan merasa heran dengan dia, "Ada apa dengan Arif? Kenapa di waktu istirahat ini dia hanya tidur di kelas?" Pikir gue dalam hati.

Tak lama melihat salah satu kawannya tertidur, Romo menghampiri si Arif yang sedang meletakkan kepalanya di atas bangku sekolah dengan posisi miring dan duduk.

"Rif, oi, udah masuk." Romo berusaha membangunkan kawannya dengan lembut.

Tak lama setelah itu, gue dan kawan-kawan yang lainpun, ikut menghampiri si Arif. Dan masing-masing dari kita pun berusaha membangunkan si Arif dengan macam-macam metode. Ada yang dengan lawakan, ada yang dengan menakut-nakuti kalo guru udah dateng, dan lain-lain.

Sampai datanglah waktu dimana, sebuah 'bau' yang khas tecium oleh kita semua.

"Anjrit, siapa yang kentut nih?" Ucapan itu pertama keluar dari mulut si Arul. Orangnya emang suka 'ngoceh' sih.

"Tau nih." Gue cuma menimpali apa adanya.

Beberapa detik telah berlalu, setau gue, yag namanya kentut itu, biasanya baunya cuma beberapa detik aja. Apalagi ini ruang terbuka, tentulah akan semaki cepat hilang baunya.

Tapi, tragedi kali ini sedikit beda. Gue dan kawan-kawan pun merasa kalo ini adalah hal yang 'ganjal'.

Tak ada satupun yang memberikan penjelasan mengenai tragedi ini. Sampai seorang kawan gue yang suka 'mengendus'ngendus' sesuatu, bermama Fikri (Nama samaran) mencoba mengendus 'bau' misteri ini dengan penuh penghayatan. Dia mencoba menganalisisnya.

"Gila! Bau Kentut, tapi kaya bau tai." Keheningan yang sesaat itupun, menjadi pecah dengan penjelasan si Fikri tukang endus. 

"Ada yang cepirit nih." Raka menimpali jawaban Fikri dengan serius.

NB: Cepirit adalah 'ee' atau tai yang keluar degan tidak sengaja Penjelasan simpelnya mungkin begitu.

Hal itupun memicu pada keributan. Kawan-kawan gue pun saling menuduh satu sama lain. Dan masing-masing dari kita pun selalu membela diri masing-masing.

"Elo yang cepirit ye?"

"Bukan gue, lo cium aja nih pantat gue."

Saling tuduh itu terus berlangsung. Bahkan gue pun ikut-ikutan di tuduh. Yaa, gue ini 'dulu' terkenal dengan sosok yang pendiam dan pemalu. Jadi wajar kalo gue diem terus, akhirnya di tuduh cepirit juga.

Di balik kegaduhan yang ada, si tukang endus yaitu Fikri, diam-diam menciumi celana belakang kawan-kawannya. Hingga inti dari pembuat masalahpun ditemukan.

"Woi, Arif yang cepirit." Kata Fikri dengan semangat dan merasa bangga karena berhasil menemukan dalang yang sebenarnya di balik kegaduhan ini.

"Rif, lo cepirit?" Kata Romo sambil sedikit menggoyang-goyangkan tubuh kawannya itu agar terbangun.

Setalah Romo membangunkan kawannya itu yang kedua kalinya, tiba-tiba terdengar suara isakan tangis.

"Si Arif nangis tuh." Kata gue yang menyadari kawan gue yang baik dan pintar itu menangis. Walau gue saat itu gak tau apa alasannya.

Isakan tangis itu semakin lama semakin nyata. Perlahan namun pasti, kini tangisan itu menjadi sebuah pembawa duka yang mendalam bagi Arif. Tangisannya semakin keras, mungkin guru yang ada di kantor sudah mendengar tangisannya.

Gue dan kawan-kawan sekarang faham, alasan kenapa Arif hanya berdiam diri di kelas sambil menidurkan dirinya. Mungkin dia berusaha menyembunyikan zat berwarna coklat itu yang dengan tidak sengaja telah keluar dari tempat asalnya.

Tak lama setelah si Arif nangis, guru kelas 1 tercinta datang dengan tergesa-gesa, dengan wajah penuh khawatir karena melihat seorang murid tercintanya menangis. Sebut saja dia adala Bu Indah (Nama samaran).

"Si Arif kenapa nih?" Tanya Bu Indah sambil memeluk muridnya yang sedang berduka itu.

Gue dan kawan-kawan pun menjelaskan tragedi 'itu'. Agar Bu Indah pun mengetahui kejadian yang sebenarnya.

Setelah memberi penjelasan yang sebenrnya. Bu Indah membawa Arif yang masih menangis itu ke ruang guru. Mungkin untuk menghibur hatinya yang sedang 'hancur'.

Dan begitulah, kisah gue di waktu MI atau sama dengan SD. 

To be continued

13 Agustus 2017

Akankah Malaikat Izrail a.s si Pencabut Nyawa itu Mati?

Akankah Malaikat Izrail a.s si Pencabut Nyawa itu Mati?

Pagi ini, karena gue merasa 'kangen' dengan buku yang berjudul Tauidhihul Adillah, yang merupakan sala satu buku favorit gue dalam membahas persoalan keagamaan. Dan saat sedang membaca juz 4, di bagian awal buku, gue terpikirkan untuk menulis ulang isi dari pada materi yang ada di buku itu. Karena gue merasa hal ini sangat bagus guna menambah wawasan orang-orang.

Berikut adalah tulisan 'ulang' yang gue dapatkan dari Taudhihul Adillah karangan K.H. Syafi'i Hadzami

###

Mati menurut ahlussunnah adalah suatu perkara yang wujudi yang dijadikan lagi dapat dilihat. Setiap yang bernyawa tentu akan merasai mati. Karena mati itu termasuk salah satu dari makhluk Allah, maka dengan sendirinya mati itu dijadikan oleh Allah. Dan karena kematian itu adatnya disertai dengan berpisahnya ruh dari pada jasad, maka pada hakikatnya yang memisahkan ruh dari jasad itu adalah Allah swt. Akan tetapi secara majaznya, pencabutan ruh itu ditugaskan Allah swt. kepada Malakul Maut, artinya Malaikat kematian, yaitu Malaikat yang bernama Azrail. Dan Malakul Maut itu banyak mempunyai pembantu dari pada Malaikat-malaikat sebagai staf dari bagian pencabutan nyawa ini.

Pic Google
Gamar ini bukan berarti mewakili wujud dari malaikat Izrail. 
Gambar ini hanya dimaksudkan agar blog terasa lengkap dengan adanya gambar. Oleh karena itu, sebagai mukmin yang bai, janganlah kita meyakini gambar ini adalah bentuk nyata dari malaikat Izrail.

Terkadang mewafatkan itu diisnadkan (disandarkan) kepada Allah swt. seperti firman-Nya dalam Surat Az Zumar 42 sebagai berikut.

اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ


Artinya:



Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. (QS Az Zumar 42)

Dan terkadang mewafatkan itu diisnadkan (disandarkan kepada Malakul Maut, seperti firman Allah swt. dalam surat Assajdah 11 sebagai berikut.

قُلْ يَتَوَفَّاكُم مَّلَكُ الْمَوْتِ الَّذِي وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ

Artinya:

Katakanlah: Diwafatkan kamu oleh Malaikat kematian, yang diserahi urusan pencabutan nyawa kamu. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali. (QS As Sajdah 11)

Dan terkadang mewafatkan itu diisnadkan kepada Malaikat-malaikat yang diperbantukan dalam urusan pencabutan nyawa itu, sebagaimana firman Allah swt. dalam Suratul An’am 61 sebagai berikut.

حَتَّىَ إِذَا جَاء أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لاَ يُفَرِّطُونَ …


Artinya:

... sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh Malaikat-malaikat Kami, dan Malaikat-malaikat Kami itu tidak lengah terhadap tugasnya. (QS Al An’am 42)

Jika kita telah memahami bahwa tiap nyawa itu akan merasai kematian jasadnya, maka dengan sendirinya para Malaikat seluruhnya hingga Malaikat Azrail sendiri akan merasakan kematian ini. Demikian pula tentunya Iblis, sebagai bapak dari bangsa Jin ini. Kesemuanya itu tidak ada yang luput dari kematian. Adapun pelaksanaan pencabutan nyawanya, maka boleh saja Allah swt. langsung mencabutnya, ataupun Malakul Maut mencabut nyawanya sendiri. Itu semua hal yang bisa terjadi. Kinin kabarnya diperoleh riwayat bahwa Malakul Maut itu akan mengurus sendiri urusan pencabutan nyawanya dengan segala kehalusan, tetapi dirasakannya kesakitan yang tiada tara bandingnya.

Tersebut dalam suatu riwayat hadis yang panjang sebagaimana tersebut dalam kitab Mukhtashar Tadzkiratul Qurthubi halaman 41, yang telah gue Screeshot dari buku k.H. Syafi'i Hadzami berformat PDF, sebagai berikut:


Artinya:

Apabila makhluk itu telah berkumpul dalam keadaan mati semua, datanglah Malakul Maut kepada Tuhan yang Maha Perkasa, seraya katanya: “Ya Tuhanku, sesungguhnya telah mati ahli langit dan bumi, kecuali merka yang Engkau kehendaki.” Maka firman Allah swt. Siapa lagi yang masih tinggal, padahal Ia Maha Mengetahui. Maka menjawab Malakul Maut: “Tinggallah Engkau yang Hidup tiada mati, dan tinggallah para pemikul Arasy, dan tinggallah Jibril, Mikail, dan Israfil. Dan tinggallah pula aku.” Firman Allah azza wajallah. Hendaklah mati Jibril dan Mikail. Dan Allah perkenankan Arasy berkata: “Ya Tuhanku. Telah matilah Jibril dan Mikail.” Maka firman Allah azza wa jalla. “Diamlah engkau. Sesungguhnya Aku telah pastikan kematian atas tiap-tiap yang ada di bawah Arasyku, maka matilah keduanya.” Kemudian datang Malakul Maut kepada Tuhan yang Maha Perkasa, seraya katanya: “Ya Tuhanku, sesungguhnya telah mati Jibril dan Mikail. Dan tinggal Engkau yang Hidup tiada mati, dan tinggallah pemikul-pemikul Arasy-Mu, dan tinggallah aku.” Maka firman-Nya: “Hendaklah mati pemikul-pemikul Arasy-Ku.” Maka matilah semuanya. Maka Allah azza wa jalla perintahkan Arasy, maka dicabutnya sangkakala dari Israfil kemudian firman-Nya: “Hendaklah mati Israfil.” Maka matilah ia. Kemudian datanglah Malakul Maut seraya katanya: “Ya Tuhanku, sesungguhnya telah mati pemikul-pemikul Arasy-Mu dan telah mati Israfil, tinggallah aku.” Maka berfirman Allah azza wa jalla kepadanya: Engkau adalah satu dari pada segala makhlukku. Aku jadikan engkai menurut apa yang aku kehendaki. Nah matilah engkau.” Maka matilah Malakul Maut.

Al Faqih
Nge-teh dulu

Refrensi:

- Taudhihul Adillah 100 Masalah Agama Jilid 4

Asal SEO

Slice of Life

[Slice-of-Life][recentbylabel]

Featured

[Featured][recentbylabel2]
Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done